Sabtu, 06 Juli 2013

ASKEB5



1. tujuan imunisasi
a. melawan berbagai macam penyakit infeksi
b. bisa menurunkan secara drastis kemungkinan terjadinya infeksi
c. yang membuat kelangsungan penyakit menjadi lebih ringan sehingga bisa tetap melindungi akan adanya komplikasi yang hebat.
2. TANDA-TANDA TETANUS
Masa inkubasi tetanus berkisar antara 2 - 21 hari
 · Ketegangan otot rahang dan leher (mendadak)

· Kesukaran membuka mulut (trismus)

· Kaku-kuduk (epistotonus)
. kaku dinding perut dan tulang belakang

· Saat kejang tonik tampak risus sardonikus

GAMBARAN UMUM YANG KHAS PADA TETANUS

1. Badan kaku dengan epistotonus

2. Tungkai dalam ekstensi

3. Lengan kaku dan tangan mengepal

4. Biasanya kesadaran tetap baik

5. Serangan timbul paroksismal dan dapat dicetuskan oleh karena :

· Rangsang suara, rangsang cahaya, rangsang sentuhan, spontan.

· Karena kontriksi sangat kuat dapat terjadi : aspiksia, sianosis, retensi urin, fraktur vertrebralis (pada anak-anak), demam ringan (stadium akhir), pada saat kejang suhu dapat naik 2 - 4 derajat celsius dari normal, diaphoresis, takikardi,Susah menelan.
3. Pengertian PWS KIA
Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS KIA) adalah alat manajemen untuk melakukan pemantauan program KIA di suatu wilayah kerja secara terus menerus, agar dapat dilakukan tindak lanjut yang cepat dan tepat. Program KIA yang dimaksud meliputi pelayanan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu dengan komplikasi kebidanan, keluarga berencana, bayi baru lahir, bayi baru lahir dengan komplikasi, bayi, dan balita. Kegiatan PWS KIA terdiri dari pengumpulan, pengolahan, analisis dan interpretasi data serta penyebarluasan informasi ke penyelenggara program dan pihak/instansi terkait dan tindak lanjut.
Definisi dan kegiatan PWS tersebut sama dengan definisi Surveilens. Menurut WHO, Surveilens adalah suatu kegiatan sistematis berkesinambungan, mulai dari kegiatan mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasikan data yang untuk selanjutnya dijadikan landasan yang esensial dalam membuat rencana, implementasi dan evaluasi suatu kebijakan kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, pelaksanaan surveilens dalam kesehatan ibu dan anak adalah dengan melaksanakan PWS KIA.
Dengan PWS KIA diharapkan cakupan pelayanan dapat ditingkatkan dengan menjangkau seluruh sasaran di suatu wilayah kerja. Dengan terjangkaunya seluruh sasaran maka diharapkan seluruh kasus dengan faktor risiko atau komplikasi dapat ditemukan sedini mungkin agar dapat memperoleh penanganan yang memadai.
Penyajian PWS KIA juga dapat dipakai sebagai alat advokasi, informasi dan komunikasi kepada sektor terkait, khususnya lintas sektor setempat yang berperan dalam pendataan dan penggerakan sasaran. Dengan demikian PWS KIA dapat digunakan untuk memecahkan masalah teknis dan non teknis. Pelaksanaan PWS KIA harus ditindaklanjuti dengan upaya perbaikan dalam pelaksanaan pelayanan KIA, intensifikasi manajemen program, penggerakan sasaran dan sumber daya yang diperlukan dalam rangka meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan KIA. Hasil analisis PWS KIA di tingkat puskesmas dan kabupaten/kota dapat digunakan untuk menentukan puskesmas dan desa/kelurahan yang rawan. Demikian pula hasil analisis PWS KIA di tingkat propinsi dapat digunakan untuk menentukan kabupaten/kota yang rawan.
4. Manfaat penimbangan balita setiap bulan di Posyandu.
a.       Untuk mengetahui apakah balita tumbuh sehat.
b.      Untuk mengetahui dan mencegah gangguan pertumbuhan balita.
c.       Untuk mengetahui balita yang sakit, berat badan 2 bulan berturut-turut tidak naik, balita yang berat sehingga dapat segera dirujuk ke puskesmas.
d.      Untuk mengetahui kelengkapan imunisasi.
e.       Untuk mendapatkan penyuluhan gizi.

5. tahapan masa nifas
Setelah proses persalinan, tiba saatnya bagi rahim untuk menjalani pemulihandiri. Apa saja tahapannya dan berapa lama : masa nifas berlansung antara 4-6minggu, Tahapan-tahapan. Selama masa nifas ini, vagina akan terus-menerus mengeluarkan darah. Biasanya darah tersebut mengandung trombosit, sel-sel 'tua', sel-sel mati (nekrosis), serta sel-sel dinding rahim (endometrium), yang disebut lokia. Ibu pasca melahirkan akan mengalami empat tahapan perubahan lokia dalam masa nifas ini:
  • Merah segar (lokia lubra). Tahap pertama ini akan berlangsung selama tiga hari pertama setelah melahirkan. Darah pada tahapan pertama ini berpotensi mengandung banyak kuman penyakit. 
  • Merah dan berlendir (lokia sanguinolenta). Untuk tahapan kedua ini biasanya berlangsung selama satu hingga dua minggu.
  • Kuning kecoklatan lalu merah muda (lokia serosa). Cairan yang berwarna seperti ini biasanya mulai keluar dua minggu hingga satu bulan setelah melahirkan. 
  • Kekuningan lalu bening (lokia alba). Cairan ini keluar selama sekitar dua minggu, yakni dari minggu keempat sampai minggu keenam. Bila cairan lokia sudah berwarna bening, tandanya masa nifas Anda berlangsung normal. (me)
Gangguan di masa nifas terkadang muncul tanpa disangka-sangka. Penyimpangan mungkin saja terjadi di masa nifas. Tapi ada langkah yang bisa Anda lakukan agar gangguan di masa nifas bisa diminimalisir
  • Anemia. Banyak ibu yang mengalami anemia selama masa nifas. Biasanya penyebab utamanya adalah infeksi. Apalagi bagi mereka yang ketika persalinan mengalami perdarahan, proses yang sangat lama, atau bisa jadi si ibu sudah menderita anemia sejak masa kehamilan.     
    Waspadai: perdarahan berkepanjangan, anemia yang tidak segera di atasi.      Pencegahan: konsumsi cukup kandungan zat besi dan vitamin sebelum dan selama hamil.
  • Perdarahan. Risiko ini bisa saja terjadi segera setelah proses persalinan selesai. Khususnya pada dua jam pertama setelah persalinan.     
    Waspadai: tinggi rahim naik, tekanan darah menurun, denyut nadi cepat.    Pencegahan: pantauan cermat dokter atau bidan selama dua jam pertama setelah persalinan atau lebih, sering buang air kecil dan lakukan inisiasi menyusu dini agar kontraksi rahim berjalan dengan baik.
  • Pre-eklampsia atau eklampsia. Risiko ini dikenal juga sebagai 'keracunan' kehamilan dan sudah banyak ibu-ibu yang mengalaminya. Risiko ini juga menjadi penyebab nomor satu kematian ibu melahirkan di Indonesia. Gejalanya bisa muncul sejak hari pertama masa nifas hingga hari ke-28.
    Waspadai: tekanan darah melonjak tinggi, pembengkakan kaki dan kandungan protein tinggi dalam urin, karena bisa menyebabkan pembuluh darah otak pecah dan pembengkakan paru-paru.
    Pencegahan: terapkan pola makan sehat dan seimbang, batasi konsumsi makanan berlemak dan kolesterol tinggi, periksa rutin kehamilan
  • Infeksi. Jika Anda melakukan hubungan seksual sebelum rahim Anda benar-benar bersih, maka Anda berisiko terkena infeksi, karena kotoran yang seharusnya dikeluarkan kembali masuk ke dalam rahim.
    Waspadai: muncul demam tinggi, cairan lokia berbau tidak sedap atau berubah warna yang tidak lazim, muncul gejala perdarahan, nyeri pada vagina dan perineum.
    Pencegahan: jangan tergoda berhubungan seks sebelum masa nifas betul-betul berakhir, jaga kebersihan dan kesehatan daerah sekitar vagina, ganti pembalut sesering mungkin.
6. SASARAN Seluruh masyarakat, utamanya: Bayi Anak balita Ibu hamil, melahirkan, nifas dan ibu menyusui PUS FUNGSI Sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi dan keterampilan dari petugas kepada masyarakat dan antar sesama masyarakat dalam rangka mempercepat penurunan AKI dan AKB Sebagai wadah untuk mendekatkan yankes dasar terutama berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB . Sasaran dalam pelayanan Kesehatan di Posyandu adalah
1. Bayi berusia kurang dari 1 tahun
2. Anak balita usia 1-5 tahun.
3. Ibu hamil, ibu menyusui dan ibu nifas
4. Wanita usia subur

Rabu, 22 Mei 2013

MAKALAH KB ( metode BARIER )



METODE KELUARGA SEDERHANA DENGAN ALAT SECARA MEKANISME BARIER
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas :
Mata Kuliah : Keluarga Berencana (KB)


logo BPH

Dosen Pengampuh : Hj. Umi Hani, M.M.Kes

DISUSUN OLEH    :

Sri Astuti                     (45430011028)


TINGKAT II SEMESTER IV
REGULER 1
POLTEKES BHAKTI PERTIWI HUSADA CIREBON
2013/2014

BAB I
PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang
Kesuburan manusia berbeda dari orang ke orang dan dari negara ke negara. Kesuburan yang kurang atau infertilitas menimbulkan kesengsaraan tapi begitu pula kesuburan yang berlebihan. Itu sebabnya perlu adanya perawatan kesuburan, yang kurang ditanggung lagi, kesuburan yang berlebihan dikendalikan untuk kebahagiaan dan kesejahteraan manusia. Dengan pembatasan kelahiran melalui Keluarga Berencana, kita harus berusaha mencapai keseimbangan dengan angka kelahiran yang rendah dan angka kematian yang rendah.
Pada jaman sekarang perencanaan kehamilan bisa dilakukan dengan berbagai cara berupa cara alami dengan menggunakan alat dan sebagainya. Dalam makalah ini, kelompok akan lebih memperjelas pengetahuan tentang metode sederhana dengan alat berupa kondom, barier intra vaginal serta kimiawi (spermisida), sedikit ditambahkan juga dengan pengetahuan tentang metode modern berupa kontrasepsi hormonal oral.
2.      Tujuan
a.       Untuk mengetahui metode KB serderhana dengan alat secara mekanisme/barrier
b.      Untuk mengetahui metode KB secara Barier dengan metode kondom
c.       Untuk mengetahui metode KB secara Barier dengan metode barrier intra vagina
d.      Untuk mengetahui metode KB secara kimiawi (spermisida)
e.       Untuk mengetahui metode modern berupa kontrasepsi hormonal oral

BAB II
PEMBAHASAN
METODE KELUARGA SEDERHANA DENGAN ALAT SECARA MEKANISME BARIER
A.    Pengertian Metode Barier
Metode barier adalah metode kontrasepsi dengan cara menghalangi pertemuan sperma dengan sel telur yang sifatnya sementara. Yakni menghalangi masuknya sperma dari vagina sampai kanalis servikalis. Metode ini antara lain sebagai berikut :
1.      Kondom
a.       Definisi
Kondom adalah salah satu alat kontrasepsi yang terbuat dari karet/lateks, berbentuk tabung tidak tembus cairan dimana salah satu ujungnya tertutup rapat dan dilengkapi kantung untuk menampung sperma. Kebanyakan kondom terbuat dari karet/lateks tipis, tetapi ada yang membuatnya dari jaringan hewan (usus kambing) atau plastik.
Prinsip kerja kondom ialah sebagai perisai dari penis sewaktu melakukan koitus dan mencegah pengumpulan sperma dalam vagina. Bentuk kondom adalah silindris dengan pinggir yang tebal pada ujung yang terbuka, sedang ujung yang buntu berfungsi untuk menampung sperma. Diameternya ± 31-36,5 mm dan panjangnya ± 19 mm. kondom dilapisi dengan pelican yang mempunyai sifat spermatisid.

b.      Macam-macam Kondom
1)      Kulit
Terbuat dari membrane usus biri-biri, tidak meregang atau mengkerut, menjalarkan panas tubuh sehingga dianggap tidak mengurangi sensitivitas selama senggama. Harganya lebih mahal.
2)      Lateks
Kondom ini paling banyak dipakai, elastis, dan murah.
3)      Plastik
Kondom ini sangat tipis (0.025-0.035 mm), dapat menghantarkan panas tubuh, dan lebih mahal dari kondom lateks.
c.       Keuntungan kondom
1)      Mencegah kehamilan
2)      Memberi perlindungan terhadap PHS (Penyakit akibat Hubungan Seks)
3)      Dapat diandalkan
4)      Tidak ada efek samping
5)      Relatife murah
6)      Sderhana, ringan, disposable, reversible
7)      Tidak memerlukan pemeriksaan medis, supervise, atau follow up
8)      Pria ikut secara aktif dalam program KB
d.      Kerugian Kondom
1)      Angka kegagalan relatife tinggi
2)      Perlu menghentikan sementara aktifitas dan spontanitas hubungan seks guna memasang kondom
3)      Perlu dipakai secara konsisten, hati-hati, dan terus-menerus setiap senggama (kurang praktis)
e.       Cara penggunaan
1.      Pada Pria
a)      Pegang bungkus kondom dengan kedua belah tangan, lalu dorong kondom dengan jari keposisi bawah. Tujuannya agar tidak tersobek saat membuka bungkusnya. Selanjutnya sobek bagian atas bungkus kondom.
b)      Dorong kondom dari bawah agar keluar dari bungkusnya, kemudian pegang kondom dan perhatikan bagian yang menggulung harus berada disebelah luar.
c)      Pencet ujung kondom dengan ibu jari dan telunjuk agar tidak ada udara yang masuk dan letakan pada kepala penis.
d)     Pada saat kondom dipasang, penis harus dalam keadaan tegang (ereksi). Pasanglah kondom dengan menggunkan telapak tangan untuk mendorong gulungan kondom hingga pangkal penis (jangan menggunakan kuku karena kondom dapat robek).
e)      Setelah ejakulasi, cabut penis dari vagina ketika masih ereksi, dan tahan kondom dipangkal penis dengan jari agar kondom tidak lepas dan tidak meninggalkan air mani di vagina.
f)       Setelah menggunakan, ikat kondom agar cairan sperma tidak keluar. Kondom bekas langsung dibuang ke tempat yang seharusnya untuk mencegah mengkontaminasi orang lain terutama anak-anak.
2.      Barier Intra Vagina
a.       Pengertian
Metode ini merupakan metode untuk menghalangi masuknya spermatozoa ke dalam traktus genitalia interna wanita dan mematikan spermatozoa oleh spermisidnya.
b.      Keuntungan
1)      Mencegah kehamilan
2)      Mengurangi insidens penyakit akibat hubungan seks
c.       Kerugian
1)      Angka kegagalan relatif tinggi
2)      Aktifitas hubungan seks harus dihentikan sementara untuk memasang alatnya
3)      Perlu dipakai secara konsisten, hati-hati dan terus-menerus pada setiap senggama
d.      Macam-macam Barier Intra Vagina
1)      Diafragma (Diaphragma)
2)      Kap Serviks (Cervical cap)
3)      Spons (Sponge)
4)      Kondom Wanita
      Untuk mendapatkan efektivitas yang lebih tinggi, metode Barier Intra Vagina harus dipakai bersama dengan spermisid. Faktor yang dapat mempengaruhi efektivitas metode ini antara lain :
a)      Paritas
b)      Frekuensi senggama
c)      Kemampuan untuk memakainya dengan benar
d)     Kebiasaan-kebiasaan akseptor
e)      Motivasi akseptor dalam pencegahan kehamilan
      Ada satu hal sangat penting yang harus mendapat perhatian akseptor yang menggunakan metode ini yaitu kemungkinan timbulnya Sindrom Syok Toksik (Toxic Shock Syndrom / TSS) bila terjadi kelalaian dalam pemakaiannya. Sindrom ini disebabkan oleh toxin yang dihasilkan oleh bakteri Staphylococcus aureus. TSS sering terjadi pada wanita yang memakai tampon (intra-vaginal) selama haid.
Calon akseptor metode Barier Intra Vagina harus diberi intruksi-intruksi untuk mengurangi/mencegah risiko timbulnya TSS, yaitu antara lain :
1.      Cuci tangan dengan sabun sebelum memasang atau mengeluarkan alatnya
2.      Jangan biarkan metode ini lebih lama dari 24 jam
3.      Jangan menggunakan metode ini pada saat haid, atau bila ada perdarahan per-vaginaan, atau adanya vaginal discharge abnormal (pakailah kondom)
4.      Setelah melahirkan bayi aterm, tunggu 6-12 minggu sebelum menggunakan metode ini
5.      Wanita harus diajari tanda-tanda bahaya TSS :
-          Demam
-          Muntah
-          Diare
-          Nyeri otot tubuh
-          Rash (sunburn/seperti tersengat sinar matahari)
6.      Bila menduga TSS, keluarkan alat kontrasepsinya dan hubungi petugas medis
7.      Bila pernah mengalami TSS, pilih metode kontrasepsi yang lain
1)      Diafragma (Diaphragma)
a.       Pengertian
Diafragma adalah kap berbentuk bulat, cembung, terbuat dari lateks (karet) yang dimasukan ke dalam vagina sebelum koitus dan menutupi serviks.
b.      Jenis-jenis diafragma
Jenis diafragma antara lain :
1.      Flat spring (diafragma pegas datar)
Jenis ini cocok untuk vagina normal dan disarankan untuk pemakaian pertama kali. Memiliki pagas jam yang kuat dan mudah dipasang.
2.      Coil spring (diafragma pegas kumparan)
Jenis ini cocok untuk wanita yang vaginanya kencang dan peka terhadap tekanan. Jenis ini memiliki pegas kumparan spiral dan jauh lebih lunak dari pegas datar.
3.      Arching spring
Jenis ini bermanfaat pada dinding vagina yang tampak kendur atau panjang dan posisi serviks menyebabkan pemasangan sulit. Tipe ini merupakan kombinasi dari Flat spring dan Coil spring, dan menimbulkan tekanan yang kuat pada dinding vagina.
c.       Cara kerja
Alat kontrasepsi metode barier yang berupa diafragma ini mempunyai cara kerja sebagai berikut:
1)      Mencegah masuknya sperma melalui kanalis servikalis ke uterus dan saluran telur.
2)      Sebagai alat untuk menempatkan spermisida.
d.      Manfaat
Alat kontrasepsi diafragma memberikan dua manfaat secara kontrasepsi dan non kontrasepsi.
Manfaat kontrasepsi :
1)      Efektif bila digunakan dengan benar
2)      Tidak mengganggu produksi ASI
3)      Tidak mengganggu hubungan seksual karena telah dipersiapkan sebelumnya
4)      Tidak mengganggu kesehatan klien
5)      Tidak mempunyai pengaruh sistemik
Manfaat non kontrasepsi:
1)      Memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual
2)      Dapat menampung darah menstruasi, bila digunakan saat haid
e.       Pemasangan Diafragma
Tahap 1:
Kosongkan kandung kemih dan cuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Pastikan diafragma tidak berlubang. Olehkan spermisida pada kap difragma secara merata.
Tahap 2:
Cari posisi yang nyaman pada saat pemasangan diafragma. Posisi dapat dengan mengangkat satu kaki ke atas kursi, duduk di tepi kursi, berbaring ataupun sambil jongkok. Pisahkan bibir vulva. Tepi diafragma melipat menjadi dua dengan sisi yang lain. Letakkan jari telunjuk di tengah kap untuk pegangan yang kuat. Spermisida harus berada di dalam kap.
Tahap 3:
Masukan diafragma ke dalam vagina jauh ke belakang, dorong bagian depan pinggir ke atas, dibalik tulang pubis. Masukan jari ke dalam vagina sampai menyentuh serviks. Sarungkan karetnya dan pastikan serviks telah terlindungi.
Perhatian : diafragma masih terpasang dala vagina sampai 6 jam setelah berakhir hunbungan seksual. Jika hubungan seksual berlangsung di atas 6 jam setelah pemasangan, tambahkan spermisida ke dalam vagina. Jangan meninggalkan diafrgma ke dalam vagina labih dari 24 jam.
f.       Pelepasan diafragma
Tahap 1:
Sebelum melepas difragma cuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Kait bagian ujung diafragma dengan bagian telunjuk dan tengah untuk mmemegang penampung.
Tahap 2:
Tarik diafragma turun dan tarik keluar. Cuci dengan sabun dan air kemudian keringkan sebelum disimpan kembali ditempatnya.  
                                2) Kap Serviks
                 Yaitu suatu alat yang hanya mentupi serviks saja. Dibandingkan diafragma, kap serviks lebih dalam atau lebih tinggi kubahnya tetapi diameternya lebih kecil, dan umumnya lebih kaku. Zaman dahulu, kap serviks terbuat dari logam atau plastik, sekarang yang banyak adalah dari karet.
a.       Macam-macam Kap Serviks
1.      Prentif Cavity-Rim Cap
-          Paling sering dipakai
-          Tersedia dalam 4 ukuran, dengan diameter dalam 22, 25, 28, dan 31 mm.
2.      Dumas atau Vault Cap
-          Relative dangkal, berbentuk mangkuk dengan pinggir-alas yang tebal dan bagian tengah yang tipis.
-          Tersedia dalam 5 ukuran dari 50-75 mm.
-          Cocok untuk wanita yang tidak dapat memakai diafragma oleh karena tonus otot-otot vagina yang kurang baik atau wanita dengan serviks yang terlalu pendek.
3.      Vimule Cap
-          Berbentuk lonceng yang panjang dengan pinggir yang menonjol untuk memperkuat hubungan dengan sekitarnya.
-          Cocok untuk wanita dengan tonus otot yang kurang baik, dan serviks yang lebih panjang dari rata-rata.
-          Tersedia dalam ukuran 42-55 mm
b.      Keuntungan
1.      Efektif, meskipun tanpa spermisid, tetapi bila dibiarkan di serviks untuk waktu > 24 jam, pemberian spermisid sebelum bersenggama akan menambah efektifitasnya.
2.      Kap Serviks dapat dibiarkan selama seluruh periode inter-menstrual, dan hanya perlu dikeluarkan pada saat perkiraan datangnya haid. (tetapi ini tidak dianjurkan).
3.      Tidak terasa oleh suami pada saat bersenggama.
4.      Dapat dipakai oleh wanita sekalipun ada kelainan anatomis/fungsional dari vagina misalnya : sistokel, rektokel, prolapses uteri, tonus otot vagina yang kurang baik.
5.      Kap Serviks hanya menutupi serviks saja, sehingga tidak memerlukan pengukuran ulang bilamana terjadi perubahan tonus otot vagina.
6.      Jarang terlepas selama senggama.
c.       Kerugian
Pemasangan dan pengeluarannya lebih sulit karena letak serviks yang jauh di dalam vagina.
d.      Efak samping
1.      Hanay ada satu efek samping minor yaitu timbulnya secret yang sangat berbau bila kap serviks dibiarkan terlalu lama di dalam vagina.
2.      Yang selalu harus dipikirkan adalah kemungkinan :
-          Sindrom Syok Toksik
-          Infeksi traktus urinarius yang berulang-ulang
-          Bertambahnya abnormalitas serviks sehubungan dengan HPV (Humam Papilloma Virus)
                                3) Spons
Sponge berbentuk bantal, satu sisi dari sponge berbentuk cekung yang dimaksudkan untuk menutupi serviks dan mengurangi kemungkinan perubahan letak spons selama senggama. Sisi lainnya mempunyai tali untuk mempermudah pengeluarannya.

a.       Efek samping dan komplikasi
1.      Iritasi atau reaksi alergi yang umumnya disebabkan oleh spermisidnya.
2.      Kemungkinan infeksi vagina oleh jamur bertambah besar.
3.      Kemungkinan timbulnya Syindrom Syok Toksik.
b.      Catatan penting untuk Akseptor
1.      Jaga kebersihan tangan sebelum memasang sponge dan saat mengeluarkannya.
2.      Jangan melampaui batas waktu 24 jam untuk membiarkan sponge in situ.
3.      Jangan menggunakan sponge bila sedang haid, bila ada perdarahan pervaginal atau apabila ada flour albus.
4.      Jangan menggunakan sponge selama 6-12 minggu post partum (pakailah kondom)
5.      Perhatikan tanda-tanda bahaya Syindrom Syok Toksik.
                    4) Kondom Wanita
                 Ini merupakan kombinasi antara diafragma dan kondom, alat ini terdiri dari dua cincin polyurethane yang lentur berbentuk diafragma yang terdapat pada masing-masing ujung dari suatu selubung lunak polyurethane yang longgar. Sebelum dipasang, biasanya ditambahkan spermisid pada alatnya.
                 Cincin-dalam dipasang tinggi di dalam vagina, dan tidak perlu dipasang tepat menutupi serviks karena akan terdorong ke atas selama senggama. Cincin-luar menutupi labia landasan dari penis. Selama bersenggama cincin luar menutupi labia dan dasar dari penis,
                 Alasan utama dari dikembangkannya kondom wanita adalah karena pada kondom pria dan diafragma biasa, kedua alat tersebut menutupi daerah perinium sehingga masih ada kemungkinan penyebaran mikroorganisme penyebaran PHS.
.                               3. Kimiawi (Spermisida)
a)      pengertian
Spermisida adalah bahan kimia yang digunakan untuk membunuh sperma. Yang dikemas dalam bentuk:
1)      Aerosol (busa)
2)      Tablet vaginal, suppositoria, atau dissolvable film
3)      Krim
b)      Cara kerja :
Menyebabkan sel membran sperma pecah, memperlambat pergerakan sperma, dan menurunkan kemampuan pembuahan sel telur.
c)      Manfaat 
Kontrasepsi:
-          Efektif seketika (busa dan krim)
-          Tidak mengganggu produksi ASI
-          Bisa digunakan sebagai pendukung metode yang lain
-          Tidak mengganggu kesehatan klien
-          Tidak mempunyai pengaruh sistemik
-          Mudah digunakan
-          Meningkatkan lubrikasi selama hubungan seksual
-          Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus
                                         Non Kontrasepsi:
-          Merupakan salah satu perlindungan terhadap IMS termasuk HBV dan HIV/AIDS.
d)     Keterbatasan
-          Efektivitas kurang (3-21 kehamilan per 100 perempuan per tahun pertama)
-          Efektivitas sebagai kontrasepsi tergantung pada kepatuhan mengikuti cara penggunaan
-          Ketergantungan penggunaan dari motivasi berkelanjutan dengan memakai setiap melakukan hubungan seksual
-          Pengguna harus menunggu 10-15 menit setelah aplikasi sebelum melakukan hubungan seksual
-          Efektivitas aplikasi hanya 1-2 jam
B.        Kontrasepsi Hormonal
Merupakan kontrasepsi yang berhubungan dengan sistem hormonal. Kontrasepsi hormonal mempengaruhi :
-          Ovulasi
-          Implantasi
-          Transpor gamet
-          Fungsi corpus luteum
-          Lendir serviks
                    Macam-macam kontrasepsi hormon steroid :
1.      Pil Oral Kombinasi (POK)
2.      Pil Sequential
3.      Pil Serial
4.      Pil Incremental















BAB III
PENUTUP
1.      Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah diuraikan diatas, kita dapat menyimpulkan bahwa tujuan akhir dari keluarga berencana bukan hanya mengurangi jumlah penduduk, serta memperbaiki ekonomi saja. Namun, demi menciptakan kesejahteraan bagi umat manusia. Oleh karena itu, kita sebagai petugas kesehatan harus bisa menyadarkan masyarakat tentang pentingnya program KB, dengan menggunakan KB sederhana dengan alat ini akan cenderung ke arah keberhasilan dalam menjalankan program KB.
2.      Saran
Dalam menjalankan program KB, kita harus menyadari juga bahwa keluarga berencana harus didukung oleh peningkatan kesehatan, sosial ekonomi, serta pendidikan tentang alat kontrasepsi misalnya dengan mengadakan penyuluhan tentang program KB.








DAFTAR PUSTAKA

FK, UPD, Bagian Obstetri & Ginekologi. 1980. Teknik Keluarga Berencana (Perawatan Kesuburan). Bandung: ELSTAR OFFSET
Hartanto, Hanafi. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan
http://www.f-buzz.com/2008/07/10/kondom-gimana-pakainya-agar-aman/