METODE KELUARGA SEDERHANA DENGAN ALAT SECARA MEKANISME
BARIER
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas :
Mata Kuliah : Keluarga Berencana (KB)
Dosen Pengampuh : Hj. Umi Hani, M.M.Kes
DISUSUN OLEH :
Sri Astuti (45430011028)
TINGKAT II SEMESTER IV
REGULER 1
POLTEKES BHAKTI PERTIWI HUSADA CIREBON
2013/2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang
Kesuburan manusia berbeda dari orang ke orang dan dari negara ke negara.
Kesuburan yang kurang atau infertilitas menimbulkan kesengsaraan tapi begitu
pula kesuburan yang berlebihan. Itu sebabnya perlu adanya perawatan kesuburan,
yang kurang ditanggung lagi, kesuburan yang berlebihan dikendalikan untuk
kebahagiaan dan kesejahteraan manusia. Dengan pembatasan kelahiran melalui
Keluarga Berencana, kita harus berusaha mencapai keseimbangan dengan angka
kelahiran yang rendah dan angka kematian yang rendah.
Pada jaman sekarang perencanaan kehamilan bisa dilakukan dengan berbagai
cara berupa cara alami dengan menggunakan alat dan sebagainya. Dalam makalah
ini, kelompok akan lebih memperjelas pengetahuan tentang metode sederhana
dengan alat berupa kondom, barier intra vaginal serta kimiawi (spermisida),
sedikit ditambahkan juga dengan pengetahuan tentang metode modern berupa
kontrasepsi hormonal oral.
2.
Tujuan
a.
Untuk
mengetahui metode KB serderhana dengan alat secara mekanisme/barrier
b.
Untuk
mengetahui metode KB secara Barier dengan metode kondom
c.
Untuk
mengetahui metode KB secara Barier dengan metode barrier intra vagina
d.
Untuk
mengetahui metode KB secara kimiawi (spermisida)
e.
Untuk
mengetahui metode modern berupa kontrasepsi hormonal oral
BAB II
PEMBAHASAN
METODE KELUARGA SEDERHANA DENGAN ALAT SECARA MEKANISME BARIER
A.
Pengertian
Metode Barier
Metode barier adalah metode kontrasepsi dengan cara menghalangi pertemuan
sperma dengan sel telur yang sifatnya sementara. Yakni menghalangi masuknya
sperma dari vagina sampai kanalis servikalis. Metode ini antara lain sebagai
berikut :
1.
Kondom
a.
Definisi
Kondom adalah salah satu alat kontrasepsi yang terbuat dari karet/lateks,
berbentuk tabung tidak tembus cairan dimana salah satu ujungnya tertutup rapat
dan dilengkapi kantung untuk menampung sperma. Kebanyakan kondom terbuat dari
karet/lateks tipis, tetapi ada yang membuatnya dari jaringan hewan (usus
kambing) atau plastik.
Prinsip kerja kondom ialah sebagai perisai dari penis sewaktu melakukan koitus
dan mencegah pengumpulan sperma dalam vagina. Bentuk kondom adalah silindris
dengan pinggir yang tebal pada ujung yang terbuka, sedang ujung yang buntu
berfungsi untuk menampung sperma. Diameternya ± 31-36,5 mm dan panjangnya ± 19
mm. kondom dilapisi dengan pelican yang mempunyai sifat spermatisid.
b.
Macam-macam
Kondom
1)
Kulit
Terbuat dari membrane usus biri-biri, tidak meregang atau mengkerut,
menjalarkan panas tubuh sehingga dianggap tidak mengurangi sensitivitas selama
senggama. Harganya lebih mahal.
2)
Lateks
Kondom ini paling banyak dipakai, elastis, dan murah.
3)
Plastik
Kondom ini sangat tipis (0.025-0.035 mm), dapat menghantarkan panas
tubuh, dan lebih mahal dari kondom lateks.
c.
Keuntungan
kondom
1)
Mencegah
kehamilan
2)
Memberi
perlindungan terhadap PHS (Penyakit akibat Hubungan Seks)
3)
Dapat
diandalkan
4)
Tidak ada
efek samping
5)
Relatife
murah
6)
Sderhana,
ringan, disposable, reversible
7)
Tidak
memerlukan pemeriksaan medis, supervise, atau follow up
8)
Pria ikut
secara aktif dalam program KB
d.
Kerugian
Kondom
1)
Angka kegagalan
relatife tinggi
2)
Perlu
menghentikan sementara aktifitas dan spontanitas hubungan seks guna memasang
kondom
3)
Perlu
dipakai secara konsisten, hati-hati, dan terus-menerus setiap senggama (kurang
praktis)
e.
Cara
penggunaan
1.
Pada Pria
a)
Pegang
bungkus kondom dengan kedua belah tangan, lalu dorong kondom dengan jari
keposisi bawah. Tujuannya agar tidak tersobek saat membuka bungkusnya.
Selanjutnya sobek bagian atas bungkus kondom.
b)
Dorong
kondom dari bawah agar keluar dari bungkusnya, kemudian pegang kondom dan perhatikan
bagian yang menggulung harus berada disebelah luar.
c)
Pencet
ujung kondom dengan ibu jari dan telunjuk agar tidak ada udara yang masuk dan
letakan pada kepala penis.
d)
Pada saat
kondom dipasang, penis harus dalam keadaan tegang (ereksi). Pasanglah kondom
dengan menggunkan telapak tangan untuk mendorong gulungan kondom hingga pangkal
penis (jangan menggunakan kuku karena kondom dapat robek).
e)
Setelah
ejakulasi, cabut penis dari vagina ketika masih ereksi, dan tahan kondom
dipangkal penis dengan jari agar kondom tidak lepas dan tidak meninggalkan air
mani di vagina.
f)
Setelah
menggunakan, ikat kondom agar cairan sperma tidak keluar. Kondom bekas langsung
dibuang ke tempat yang seharusnya untuk mencegah mengkontaminasi orang lain
terutama anak-anak.
2.
Barier Intra
Vagina
a.
Pengertian
Metode ini merupakan metode untuk menghalangi masuknya spermatozoa ke
dalam traktus genitalia interna wanita dan mematikan spermatozoa oleh
spermisidnya.
b.
Keuntungan
1)
Mencegah
kehamilan
2)
Mengurangi
insidens penyakit akibat hubungan seks
c.
Kerugian
1)
Angka
kegagalan relatif tinggi
2)
Aktifitas
hubungan seks harus dihentikan sementara untuk memasang alatnya
3)
Perlu
dipakai secara konsisten, hati-hati dan terus-menerus pada setiap senggama
d.
Macam-macam
Barier Intra Vagina
1)
Diafragma
(Diaphragma)
2)
Kap
Serviks (Cervical cap)
3)
Spons
(Sponge)
4)
Kondom
Wanita
Untuk mendapatkan efektivitas yang lebih
tinggi, metode Barier Intra Vagina harus dipakai bersama dengan spermisid.
Faktor yang dapat mempengaruhi efektivitas metode ini antara lain :
a)
Paritas
b)
Frekuensi
senggama
c)
Kemampuan
untuk memakainya dengan benar
d)
Kebiasaan-kebiasaan
akseptor
e)
Motivasi
akseptor dalam pencegahan kehamilan
Ada satu hal sangat penting yang harus
mendapat perhatian akseptor yang menggunakan metode ini yaitu kemungkinan
timbulnya Sindrom Syok Toksik (Toxic Shock Syndrom / TSS) bila terjadi
kelalaian dalam pemakaiannya. Sindrom ini disebabkan oleh toxin yang dihasilkan
oleh bakteri Staphylococcus aureus. TSS sering terjadi pada wanita yang memakai
tampon (intra-vaginal) selama haid.
Calon
akseptor metode Barier Intra Vagina harus diberi intruksi-intruksi untuk
mengurangi/mencegah risiko timbulnya TSS, yaitu antara lain :
1.
Cuci
tangan dengan sabun sebelum memasang atau mengeluarkan alatnya
2.
Jangan
biarkan metode ini lebih lama dari 24 jam
3.
Jangan
menggunakan metode ini pada saat haid, atau bila ada perdarahan per-vaginaan,
atau adanya vaginal discharge abnormal (pakailah kondom)
4.
Setelah
melahirkan bayi aterm, tunggu 6-12 minggu sebelum menggunakan metode ini
5.
Wanita
harus diajari tanda-tanda bahaya TSS :
-
Demam
-
Muntah
-
Diare
-
Nyeri otot
tubuh
-
Rash
(sunburn/seperti tersengat sinar matahari)
6.
Bila
menduga TSS, keluarkan alat kontrasepsinya dan hubungi petugas medis
7.
Bila
pernah mengalami TSS, pilih metode kontrasepsi yang lain
1)
Diafragma
(Diaphragma)
a.
Pengertian
Diafragma adalah kap berbentuk bulat, cembung, terbuat dari lateks
(karet) yang dimasukan ke dalam vagina sebelum koitus dan menutupi serviks.
b.
Jenis-jenis
diafragma
Jenis
diafragma antara lain :
1.
Flat
spring (diafragma pegas datar)
Jenis ini cocok untuk vagina normal dan disarankan untuk pemakaian
pertama kali. Memiliki pagas jam yang kuat dan mudah dipasang.
2.
Coil
spring (diafragma pegas kumparan)
Jenis ini cocok untuk wanita yang vaginanya kencang dan peka terhadap
tekanan. Jenis ini memiliki pegas kumparan spiral dan jauh lebih lunak dari
pegas datar.
3.
Arching
spring
Jenis ini bermanfaat pada dinding vagina yang tampak kendur atau panjang
dan posisi serviks menyebabkan pemasangan sulit. Tipe ini merupakan kombinasi
dari Flat spring dan Coil spring, dan menimbulkan tekanan yang kuat pada
dinding vagina.
c.
Cara kerja
Alat kontrasepsi metode barier yang berupa diafragma ini mempunyai cara
kerja sebagai berikut:
1)
Mencegah
masuknya sperma melalui kanalis servikalis ke uterus dan saluran telur.
2)
Sebagai
alat untuk menempatkan spermisida.
d.
Manfaat
Alat kontrasepsi diafragma memberikan dua manfaat secara kontrasepsi dan
non kontrasepsi.
Manfaat kontrasepsi :
1)
Efektif
bila digunakan dengan benar
2)
Tidak
mengganggu produksi ASI
3)
Tidak mengganggu
hubungan seksual karena telah dipersiapkan sebelumnya
4)
Tidak
mengganggu kesehatan klien
5)
Tidak
mempunyai pengaruh sistemik
Manfaat
non kontrasepsi:
1)
Memberikan
perlindungan terhadap penyakit menular seksual
2)
Dapat
menampung darah menstruasi, bila digunakan saat haid
e.
Pemasangan
Diafragma
Tahap 1:
Kosongkan kandung kemih dan cuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
Pastikan diafragma tidak berlubang. Olehkan spermisida pada kap difragma secara
merata.
Tahap 2:
Cari posisi yang nyaman pada saat pemasangan diafragma. Posisi dapat
dengan mengangkat satu kaki ke atas kursi, duduk di tepi kursi, berbaring
ataupun sambil jongkok. Pisahkan bibir vulva. Tepi diafragma melipat menjadi
dua dengan sisi yang lain. Letakkan jari telunjuk di tengah kap untuk pegangan
yang kuat. Spermisida harus berada di dalam kap.
Tahap 3:
Masukan diafragma ke dalam vagina jauh ke belakang, dorong bagian depan
pinggir ke atas, dibalik tulang pubis. Masukan jari ke dalam vagina sampai
menyentuh serviks. Sarungkan karetnya dan pastikan serviks telah terlindungi.
Perhatian : diafragma masih terpasang dala vagina sampai 6 jam setelah
berakhir hunbungan seksual. Jika hubungan seksual berlangsung di atas 6 jam
setelah pemasangan, tambahkan spermisida ke dalam vagina. Jangan meninggalkan
diafrgma ke dalam vagina labih dari 24 jam.
f.
Pelepasan
diafragma
Tahap 1:
Sebelum melepas difragma cuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Kait
bagian ujung diafragma dengan bagian telunjuk dan tengah untuk mmemegang
penampung.
Tahap 2:
Tarik diafragma turun dan tarik keluar. Cuci dengan sabun dan air
kemudian keringkan sebelum disimpan kembali ditempatnya.
2)
Kap Serviks
Yaitu suatu alat yang hanya
mentupi serviks saja. Dibandingkan diafragma, kap serviks lebih dalam atau
lebih tinggi kubahnya tetapi diameternya lebih kecil, dan umumnya lebih kaku.
Zaman dahulu, kap serviks terbuat dari logam atau plastik, sekarang yang banyak
adalah dari karet.
a.
Macam-macam
Kap Serviks
1.
Prentif
Cavity-Rim Cap
-
Paling
sering dipakai
-
Tersedia
dalam 4 ukuran, dengan diameter dalam 22, 25, 28, dan 31 mm.
2.
Dumas atau
Vault Cap
-
Relative
dangkal, berbentuk mangkuk dengan pinggir-alas yang tebal dan bagian tengah
yang tipis.
-
Tersedia
dalam 5 ukuran dari 50-75 mm.
-
Cocok
untuk wanita yang tidak dapat memakai diafragma oleh karena tonus otot-otot
vagina yang kurang baik atau wanita dengan serviks yang terlalu pendek.
3.
Vimule Cap
-
Berbentuk
lonceng yang panjang dengan pinggir yang menonjol untuk memperkuat hubungan
dengan sekitarnya.
-
Cocok
untuk wanita dengan tonus otot yang kurang baik, dan serviks yang lebih panjang
dari rata-rata.
-
Tersedia
dalam ukuran 42-55 mm
b.
Keuntungan
1.
Efektif,
meskipun tanpa spermisid, tetapi bila dibiarkan di serviks untuk waktu > 24
jam, pemberian spermisid sebelum bersenggama akan menambah efektifitasnya.
2.
Kap
Serviks dapat dibiarkan selama seluruh periode inter-menstrual, dan hanya perlu
dikeluarkan pada saat perkiraan datangnya haid. (tetapi ini tidak
dianjurkan).
3.
Tidak
terasa oleh suami pada saat bersenggama.
4.
Dapat
dipakai oleh wanita sekalipun ada kelainan anatomis/fungsional dari vagina
misalnya : sistokel, rektokel, prolapses uteri, tonus otot vagina yang kurang
baik.
5.
Kap
Serviks hanya menutupi serviks saja, sehingga tidak memerlukan pengukuran ulang
bilamana terjadi perubahan tonus otot vagina.
6.
Jarang
terlepas selama senggama.
c.
Kerugian
Pemasangan
dan pengeluarannya lebih sulit karena letak serviks yang jauh di dalam vagina.
d.
Efak
samping
1.
Hanay ada
satu efek samping minor yaitu timbulnya secret yang sangat berbau bila kap
serviks dibiarkan terlalu lama di dalam vagina.
2.
Yang
selalu harus dipikirkan adalah kemungkinan :
-
Sindrom
Syok Toksik
-
Infeksi
traktus urinarius yang berulang-ulang
-
Bertambahnya
abnormalitas serviks sehubungan dengan HPV (Humam Papilloma Virus)
3)
Spons
Sponge berbentuk bantal, satu sisi dari sponge berbentuk cekung yang
dimaksudkan untuk menutupi serviks dan mengurangi kemungkinan perubahan letak
spons selama senggama. Sisi lainnya mempunyai tali untuk mempermudah
pengeluarannya.
a. Efek
samping dan komplikasi
1. Iritasi
atau reaksi alergi yang umumnya disebabkan oleh spermisidnya.
2. Kemungkinan
infeksi vagina oleh jamur bertambah besar.
3. Kemungkinan
timbulnya Syindrom Syok Toksik.
b. Catatan
penting untuk Akseptor
1. Jaga
kebersihan tangan sebelum memasang sponge dan saat mengeluarkannya.
2. Jangan
melampaui batas waktu 24 jam untuk membiarkan sponge in situ.
3. Jangan
menggunakan sponge bila sedang haid, bila ada perdarahan pervaginal atau
apabila ada flour albus.
4. Jangan menggunakan
sponge selama 6-12 minggu post partum (pakailah kondom)
5. Perhatikan
tanda-tanda bahaya Syindrom Syok Toksik.
4) Kondom Wanita
Ini merupakan kombinasi antara
diafragma dan kondom, alat ini terdiri dari dua cincin polyurethane yang lentur
berbentuk diafragma yang terdapat pada masing-masing ujung dari suatu selubung
lunak polyurethane yang longgar. Sebelum dipasang, biasanya ditambahkan
spermisid pada alatnya.
Cincin-dalam dipasang tinggi di
dalam vagina, dan tidak perlu dipasang tepat menutupi serviks karena akan
terdorong ke atas selama senggama. Cincin-luar menutupi labia landasan dari
penis. Selama bersenggama cincin luar menutupi labia dan dasar dari penis,
Alasan utama dari
dikembangkannya kondom wanita adalah karena pada kondom pria dan diafragma
biasa, kedua alat tersebut menutupi daerah perinium sehingga masih ada
kemungkinan penyebaran mikroorganisme penyebaran PHS.
. 3.
Kimiawi (Spermisida)
a)
pengertian
Spermisida
adalah bahan kimia yang digunakan untuk membunuh sperma. Yang dikemas dalam
bentuk:
1)
Aerosol
(busa)
2)
Tablet
vaginal, suppositoria, atau dissolvable film
3)
Krim
b)
Cara kerja
:
Menyebabkan
sel membran sperma pecah, memperlambat pergerakan sperma, dan menurunkan
kemampuan pembuahan sel telur.
c)
Manfaat
Kontrasepsi:
-
Efektif
seketika (busa dan krim)
-
Tidak
mengganggu produksi ASI
-
Bisa
digunakan sebagai pendukung metode yang lain
-
Tidak
mengganggu kesehatan klien
-
Tidak
mempunyai pengaruh sistemik
-
Mudah
digunakan
-
Meningkatkan
lubrikasi selama hubungan seksual
-
Tidak
perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus
Non Kontrasepsi:
-
Merupakan
salah satu perlindungan terhadap IMS termasuk HBV dan HIV/AIDS.
d)
Keterbatasan
-
Efektivitas
kurang (3-21 kehamilan per 100 perempuan per tahun pertama)
-
Efektivitas
sebagai kontrasepsi tergantung pada kepatuhan mengikuti cara penggunaan
-
Ketergantungan
penggunaan dari motivasi berkelanjutan dengan memakai setiap melakukan hubungan
seksual
-
Pengguna
harus menunggu 10-15 menit setelah aplikasi sebelum melakukan hubungan seksual
-
Efektivitas
aplikasi hanya 1-2 jam
B. Kontrasepsi Hormonal
Merupakan
kontrasepsi yang berhubungan dengan sistem hormonal. Kontrasepsi hormonal
mempengaruhi :
-
Ovulasi
-
Implantasi
-
Transpor gamet
-
Fungsi corpus luteum
-
Lendir serviks
Macam-macam
kontrasepsi hormon steroid :
1. Pil Oral
Kombinasi (POK)
2. Pil
Sequential
3. Pil Serial
4. Pil
Incremental
BAB III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah diuraikan diatas, kita dapat menyimpulkan
bahwa tujuan akhir dari keluarga berencana bukan hanya mengurangi jumlah
penduduk, serta memperbaiki ekonomi saja. Namun, demi menciptakan kesejahteraan
bagi umat manusia. Oleh karena itu, kita sebagai petugas kesehatan harus bisa
menyadarkan masyarakat tentang pentingnya program KB, dengan menggunakan KB
sederhana dengan alat ini akan cenderung ke arah keberhasilan dalam menjalankan
program KB.
2.
Saran
Dalam menjalankan program KB, kita harus menyadari juga bahwa keluarga
berencana harus didukung oleh peningkatan kesehatan, sosial ekonomi, serta
pendidikan tentang alat kontrasepsi misalnya dengan mengadakan penyuluhan
tentang program KB.
DAFTAR PUSTAKA
FK, UPD, Bagian Obstetri & Ginekologi. 1980. Teknik Keluarga Berencana (Perawatan Kesuburan). Bandung: ELSTAR
OFFSET
Hartanto,
Hanafi. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan
http://www.f-buzz.com/2008/07/10/kondom-gimana-pakainya-agar-aman/